Dusun Peninjoan Desa Peresak Kecamatan Narmada merupakan daerah lokasi penelitian penulis, dengan luas wilayah 50.000 M2. Secara administratif wilayahnya berbatasan dengan : disebelah barat berbatasan dengan Dusun Tanak Tepong, disebelah Utara berbatasabn dengan Dusun Kebun Nyiuh, disebelah Timur berbatasan dengan Dusun Tibupiling, disebelah Selatan berbatasan dengan wilayah persawahan dan Kali Babak. Dusun ini terbagi menjadi 3 wilayah yaitu, Dusun Peninjoan Utara, Peninjoan Selatan dan Wilayah Peninjoan Geriya. peninjoan Utara dengan jumlah penduduk 474 jiwa, Peninjoan Selatan dengan jumlah penduduk 564 jiwa dan Peninjoan wilayah Geriya dengan jumlah penduduk 237 jiwa, sehingga jumlah keseluruhan penduduk Dusun Peninjoan 1.275 jiwa dan seluruhnya menganut agama Hindu ( Sudarsana, 2005).
Sejarah Dusun Peninjoan
Penduduk asli Dusun Peninjoan Desa Peresak Kecamatan Narmada berasal dari Desa Bugbug Kabupaten Karangasem Bali yang merantau ratusan tahun lalu, wilayah ini merupakan wilayah sebagian besar berupa pegunungan dengan suhu yang sangat dingin, serta lahan pertaniannya yang sangat subur. Lambat laun jumlah penduduk bertambah banyak dan tingkat pendapatan petani semakin meningkat hal ini sangat dirasakan oleh penduduk yang pertama kali menduduki Dusun peninjoan, lama kelamaan penduduk yang mendiami wilayah Dusun Peninjoan semakin bertambah. Karena jarak antara Bali dan Lombok sangat jauh dan sulit dijangkau bagi penduduk yang ekonominya rendah masyarakat Peninjoan membawa tradisi adat istiadat mereka dari Bali dilaksanakan di Dusun Peninjoan mulai penggunaan dan pemanfaatan lahan tanah masaih di kenal istilah tanah ayahan desa, tanah karang desa sebagimana halnya di Bugbug Kabupaten Karangasem Bali.
Masyarakat Dusun Peninjoan sangat menjunjung tinggi adat istiadat dan budaya warisan leluhurnya. Hal ini di buktikan dengan adanya kemiripan dalam pelaksanaan Dewa yadnya yang dikenal istilah Usaba Gumang yang jatuh pada sasih kalima sekitar bulan Nopember setiap tahunnya. Salah satu ciri khas dari upacara Usaba Gumang ini adalah adanya pementasan tari Rejang dan tari Abuang. Tari Rejang dan tari Abuang ini dipentaskan oleh Teruna-Teruni yang masih perawan dan perjaka yang sampai sekarang berada dibawah naugan organisasi Eka Cita Dharma.
Sumber :
( I Nengah Londra, 2005 ).
Ditulis Oleh :
PUTU KUMALA DEWI
Diposkan oleh :
IWAD, Admin blog Gumang Peninjoan
Sejarah Dusun Peninjoan
Penduduk asli Dusun Peninjoan Desa Peresak Kecamatan Narmada berasal dari Desa Bugbug Kabupaten Karangasem Bali yang merantau ratusan tahun lalu, wilayah ini merupakan wilayah sebagian besar berupa pegunungan dengan suhu yang sangat dingin, serta lahan pertaniannya yang sangat subur. Lambat laun jumlah penduduk bertambah banyak dan tingkat pendapatan petani semakin meningkat hal ini sangat dirasakan oleh penduduk yang pertama kali menduduki Dusun peninjoan, lama kelamaan penduduk yang mendiami wilayah Dusun Peninjoan semakin bertambah. Karena jarak antara Bali dan Lombok sangat jauh dan sulit dijangkau bagi penduduk yang ekonominya rendah masyarakat Peninjoan membawa tradisi adat istiadat mereka dari Bali dilaksanakan di Dusun Peninjoan mulai penggunaan dan pemanfaatan lahan tanah masaih di kenal istilah tanah ayahan desa, tanah karang desa sebagimana halnya di Bugbug Kabupaten Karangasem Bali.
Sumber :
( I Nengah Londra, 2005 ).
Ditulis Oleh :
PUTU KUMALA DEWI
Diposkan oleh :
IWAD, Admin blog Gumang Peninjoan
Bagus ne wik ayan trus kembangkan ..
BalasHapusLuar biasa,,,dusun pekraman peninjoan,,,memangbenar2 kompak dalam menjalankan rasa toleransi dan gotong royong waktu mengadakan usaba atau hari raya suci di pura adat
BalasHapusLuar biasa,,,dusun pekraman peninjoan,,,memangbenar2 kompak dalam menjalankan rasa toleransi dan gotong royong waktu mengadakan usaba atau hari raya suci di pura adat
BalasHapusterimakasih gan banyak info info menarik nya saya suka sekali
BalasHapussalam blogger